Kamis, 27 Oktober 2011

Aku Menulisnya Untukmu

Share it Please
Siang ditelan malam, malam ditelan siang. Manusia tetaplah manusia yang terkadang menentang arus kemudian dipermainkan nasib. Begitu juga aku tetaplah aku yang dipermainkan kata-kata dan suasana dalam malam ini tetap bersimbah rindu.

Rindu ini tak berujung, juga tak tau dari mana awalnya. Tanyakan pada urat nadiku. Dialah yang mengantarkannya dari potongan hatiku menuju sisi otakku. Jika rindu adalah permainan nasib, aku tak ingin bersahabat dengan nasib. Dia tak lebih dari seorang pembunuh berdarah dingin yang mengoyak-ngoyak relung jiwaku tanpa belas kasihan dan tanpa sepengetahuanku. Akhirnya aku hanya melihat kepedihan dan kelelahan. Kepedihan karena rindu yang tak berbalas dan kelelahan karena rindu yang tak ada habisnya menggelayuti pikiran dan perasaanku.

2 komentar:

  1. Hallaw Rara', curcolnya asik euy....


    *eh katanya sakit neng?cpt pulih ya neng...

    BalasHapus
  2. Hahaha... salah satu tujuan dibuatnya blog ini adalah buat curcol.. hehehe.,.

    iya sakit tapi sekarang udah baikan..
    makasih doanya :)

    BalasHapus

About

Blogroll

About