Selasa, 03 Juni 2014

Persahabatan Bagai Kepompong : Kadang Kangen Kadang Rempong

"If you missing someone, that means you're lucky. It means you had someone special in your life, someone worth missing" - Anonymous

Malam sunyi seperti biasanya. Aku sedang di depan laptop ditemani oleh sebuah kipas angin kecil dan alunan lagu dari winamp-ku yang playlist-nya tidak karuan. Aku mendadak rindu. Sudah hal biasa bukan? Tinggal jauh dari keluarga dan teman - teman akan membuatmu sering rindu. Aku sudah hampir 7 (tujuh) tahun merantau dan sering merasakan rindu, mulai dari rindu yang biasa - biasa saja sampai rindu yang bisa membuatku meneteskan air mata. Malam ini aku pada level biasa dan hampir meneteskan air mata. Malam ini aku rindu pada teman kuliahku. Mungkin besok aku sudah "selingkuh" lagi karena rindu pada yang lain.

Teman kuliah yang aku maksud adalah wanita - wanita berbeda karakter yang terkenal "ganas" semasa kuliah. Sebenarnya itu predikat yang diberikan oleh teman seangkatan dan adik angkatan kami. Penyebabnya adalah tingkah kami yang tidak biasa. Karakter seperti pria, suara melengking, mulut yang tidak bisa dikontrol, dan masih banyak perilaku "aneh" lainnya. Kami disebut Gerwani. Seperti yang kalian ketahui, Gerwani adalah singkatan dari Gerakan Wanita Indonesia, tentara yang dulu dibentuk pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1940-an (kalau aku tidak salah. Aku sudah lama tidak membaca sejarah. Aku banyak lupa) yang anggotanya tentu saja semua wanita. Wani juga dalam bahasa Sunda berarti berani. Kukira gambarannya jelas.


Gerwani ini terdiri dari 8 (delapan) orang wanita  angkatan 2007 Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unpad. Mereka adalah aku, Rere, Lena, Christy, Ratu, Giusty, Aulia dan Asti. Aku paling akrab dengan Rere dan sisanya juga saling akrab. Mereka bahkan berteman dekat dari awal kami kuliah. Kami baru "tenar" pada saat kami sudah menjadi senior di kampus. Kami berbeda karena kami yang paling aktif mengikuti setiap kegiatan di kampus baik itu fakultas maupun jurusan. Bahkan di angkatan kami yang krisis kaum hawa itu, yang terlihat hanya kami. Para wanita yang lain tidak begitu aktif mengikuti kegiatan yang didominasi oleh para pria. Kami melakukan beberapa "kejahatan" pada saat kuliah. Mulai dari mengintimidasi adik kelas yang mencoba mencari masalah dengan kami (yang benar membuat masalah, bukan mencari masalah), adu jotos dengan kakak angkatan, menantang jurusan lain untuk berkelahi dan beberapa yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Tapi percayalah, kami wanita baik - baik yang hanya sedikit berisik dan hiperaktif.


Persahabatan kami makin erat menjelang kelulusan kami. Satu persatu dari kami mulai meninggalkan kampus dan mencari kehidupan yang baru. Hal itu tidak menghalangi kami untuk tetap saling berhubungan dan berbagi cerita. Ada dari kami yang melanjutkan kuliah s2 dan sebagian besar menjadi pekerja. Sulit untuk berkumpul utuh karena kepentingan yang sudah berbeda - beda. Kami sering janjian di kedai kopi atau bar (jika kami sedang punya uang) tapi itupun tak pernah lengkap. Kehidupan terus berjalan dan mulailah berita tentang salah satu atau salah dua dari kami bertunangan dengan lelaki pujaan hati mereka. Kaget dan bahagia bercampur jadi satu. Rasanya sulit diungkapkan. Kami semakin menyadari bahwa kami sekarang adalah wanita dewasa yang sebentar lagi akan menaiki tangga kehidupan selanjutnya. Rasanya baru kemarin kami bergosip di kamar kosan salah seorang dari kami sambil tertawa dan terkadang sinis. Inilah jalan kehidupan yang harus dilalui. Malam ini aku rindu pada mereka. Rindu pada kehidupan kami saat kuliah. Menjadi orang dewasa terlalu memusingkan dan kompleks. Segala tindakan harus didasari oleh pemikiran yang mendalam dan tidak bisa seenaknya seperti kami mengeluarkan kata - kata kasar saat kami masih remaja dulu.
Saat aku menulis ini, salah satu dari kami yaitu Asti sudah menjadi seorang istri dari laki - laki yang telah dipacarinya setahun lebih. Kami semua tahu perjalanan cinta kami masing - masing dan hasil akhirnya tidak pernah terduga. Yang kelihatan tidak akan menikah cepat justru yang mendahului kami semua. Selamat saudariku. Lewat tulisan ini aku mengucapkan doa semoga kau dan suamimu menjadi pasangan yang berbahagia sampai maut memisahkan. Sekaligus aku meminta maaf lagi karena akiu tidak bisa datang pada hari pernikahanmu dan itu mematahkan hatiku.

Selanjutnya, siapa? Untuk saat ini kami berdelapan sudah tahu jawabannya.


Continue Reading...

About

Blogroll

About