Jumat, 18 Februari 2011

Marah

Anger always comes from frustated expetations. Mungkin benar bahwa saya sedang frustasi. Terlalu kompeks untuk diungkapkan apa yang bisa membuat saya seperti ini. Masalah cinta? Terus terang bukan sama sekali. Masalah akademik? Mungkin.

Saya tidak pernah suka dengan orang yang meledak-ledak dan sangat cepat marah karena dari kecil saya sudah sangat mengalami hal buruk berkaitan dengan kemarahan. Tapi sekarang malah saya yang meledak-ledak. Tidak bisa mengontrol emosi dan hampir mencelakakan orang lain yang notabene adalah teman dekat saya sendiri. Entah apa yang merasuki saya malam itu.

When anger rises, think of the consequences. Because for every minute you're angry you lose sixty seconds of happiness. Benar! Saat anda marah, anda tidak akan tahu apa yang sedang anda perbuat dan apa yang akan terjadi nantinya sebagai sebuah konsekuensinya. Saat marah, tidak ada rasa bahagia sedikitpun. Yang ada hanya ego dan perasaan bahwa kitalah yang paling benar.

Anger is a great force. If you can control it, it can be transmuted into a power which can move the whole world. Mengontrol emosi dan kemarahan adalah salah satu hal tersulit dalam hidup ini. Tetapi jika bisa, hal itu justru akan menjadi suatu kekuatan besar yang akan merubah hidup dan dunia anda.

Saat ini, saya sedang berusaha menenangkan diri. Berusaha untuk mencerna apa yang telah saya lakukan. Berusaha menerima kekurangan dan berbesar hati untuk memperbaikinya. Tidak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna. Maafkan saya untuk orang yang pernah tersakiti karena amarah saya.
Continue Reading...

Jumat, 04 Februari 2011

Kematian

Pagi ini, saya cukup kaget membaca berita bahwa artis sekaligus seorang anggota DPR, Adjie Massaid menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kepergian yang tidak disangka-sangka karena katanya beliau kemarin masih melakukan aktifitas seperti biasa. Hal ini langsung mengingatkan saya pada teman sekaligus sahabat Vindy Vildiansyah yang beberapa minggu lalu juga pergi meninggalkan dunia ini. Tidak tiba-tiba karena dia masih sempat dirawat di rumah sakit dan kami masih sangat berharap dia dapat sembuh dan sehat kembali. Tetapi Tuhan berkata lain. Dia dipanggil pada suatu pagi. Menyedihkan mengingat dia adalah teman satu sekolah selama 6 tahun. Banyak kenangan. Dia adalah salah satu murid yang pintar dan salah satu saingan saya di masa SMP dalam hal akademik.

Seperti kita tahu bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Dunia hanya persinggahan sementara dan segala sesuatu di dunia ini akan ada akhirnya. Kita tidak tahu kapan akan meninggalkan dunia ini karena hal tersebut merupakan misteri yang hanya Tuhan yang tahu. Banyak orang termasuk saya takut akan kematian. Tapi jika disuruh memilih, apakah kita akan memilih untuk meninggalkan orang-orang yang kita sayangi atau melihat orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita? Saya tidak memilih kedua-duanya. Tapi di dunia ini, bukan saya yang menentukan kapan saya akan mati. Ada kuasa yang lebih besar yang berhak menentukan itu.

Teringat kata-kata di film Bucket List, cerita tentang dua orang laki-laki tua yang divonis akan meninggal sekitar 6 bulan lagi. Bahwa jika kita meninggal ada 2 hal yang akan ditanyakan kepada kita. Pertama "Apakah selama kamu hidup di dunia, kamu sudah bahagia?". Kedua "Apakah selama kamu hidup di dunia telah membahagiakan orang lain?". Pertanyaan kedua adalah pertanyaan yang juga saya pertanyakan sekarang. Apakah saya sudah membahagiakan orang lain? Jawabannya : Saya tidak tahu. Pertanyaan itu juga yang mengingatkan kita bahwa kita hidup tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Apa yang telah kita berikan kepada orang lain di sekitar kita? Rasanya sangat bijak jika mulai dari sekarang, kita berusaha untuk membuat orang lain bahagia dan kita bisa dengan yakin mengatakan "YA" pada saat kita ditanyai.

Soe Hok Gie pernah berkata dalam buku hariannya "Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan ke dunia. Yang kedua adalah mati muda. Yang tersial adalah umur tua". Selamat jalan untuk Adjie Massaid dan sahabat saya Vindy Vildiansyah. Semoga kalian telah cukup membahagiakan orang-orang yang ditinggalkan walaupun kalian mati muda. Selamat karena telah meninggalkan dunia yang fana dan memasuki hidup abadi. Karena setiap akhir adalah awal sesuatu yang baru.
Continue Reading...

Changes..

Mantan presiden Amerika Serikat, Benjamin Franklin pernah berkata bahwa "Berubah memang sulit tapi tidak berubah adalah fatal". Saya dulu membenarkan perkataan beliau. Benar bahwa semua hal di dunia termasuk saya harus berubah ke arah yang lebih baik. Tetapi bagaimana jika saya atau anda malah berubah ke arah yang tidak baik? Bukankah akan lebih fatal akibatnya karena bisa merugikan orang lain? Ya, ya, ya, saya tahu bahwa baik atau benar adalah salah satu hal yang paling relatif di dunia ini. Kebenaran menurut saya tidak akan selalu sama dengan kebenaran yang dipahami orang lain. Tapi lupakan masalah kerelatifan. Itu adalah urusan para ilmuwan dan saya bukan ilmuwan. Tapi atas dasar apa seseorang dikatakan ilmuwan? Itu juga tergantung pandangan orang lain.

Salah seorang teman saya juga pernah berkata "Time changes, people changes". Menandakan bahwa setiap orang akan berubah seiring berjalannya waktu. Itu pasti. Tapi dalam waktu yang cepat, itu belum pasti. Akan ada segelintir orang akan tetap pada sikap dan pemikirannya bagaimanapun badai zaman menghempaskannya. Saya kadang-kadang berpikir untuk menjadi seperti itu. Tapi, apakah saya bisa menentang zaman?

Akhirnya saya berpikir bahwa tidak ada salahnya berubah jika ke arah yang lebih baik. Lebih baik menurut saya tentunya. Saya sudah bosan dengan pendapat orang lain yang merasa selalu benar. Ini hidup saya dan saya yang bertanggung jawab atas hidup saya sendiri. Saya akan berubah karena keinginan saya sendiri. Bukan karena orang lain.
Continue Reading...

About

Blogroll

About