Kamis, 24 Januari 2019

Mr. Sunshine; Drama TV Rasa Film

"Nobody can give you freedom. Nobody can give you equality or justice. If you are a man, you take it!" - Malcolm X

Gue udah nonton puluhan drama korea tapi belum pernah ada yang gue bahas lewat tulisan di blog. Gue dulu gak tertarik sama sekali sama drakor karena dalam pikiran gue drakor itu menye-menye, lebay dan ngabisin waktu buat nontonnya. Drakor rata-rata terdiri dari 16 episode yang durasinya sekitar satu jam per episodenya. Apalagi jaman dulu kalo mau nonton drakor harus beli dvd bajakan paling kurang 4 keping per drama yang artinya uang yang harus dikeluarkan lebih banyak. Maklum anak kos. Tapi yang namanya virus gak bisa ditolak dan datang tiba-tiba tanpa lo sadari. Gue inget drakor yang pertama kali gue tonton judulnya You're Beautiful tanpa tau nama-nama pemainnya cuma ingat mukanya doang. Setelah itu gak langsung suka banget tapi waktu ada temen yang rekomendasiin drakor yang menurut dia bagus gue coba untuk nonton. Temen yang rekomendasiin itu cowok dan gue percaya penilaian cowok tentang drama korea karena udah jadi rahasia umum kalo drakor itu identik sebagai tontonan cewek-cewek. Salah satu yang direkomendasiin temen gue ini judulnya Gentlemen's Dignity. Ceritanya tentang kehidupan laki-laki gitu dan menurut temen gue ceritanya relatable sama mereka. Bhaiqlah. You win. Sejak itu gue jadi penonton drakor.

Gue nonton drakor yang menurut orang lain bagus. Gue jarang nonton drakor yang emang pengen gue nonton tanpa ada jaminan itu bagus atau engga. Awalnya gue cuma nonton drakor yang pemainnya sering gue liat mukanya entah di berita atau youtube. Ya macam Lee Min Ho gitulah. Atau emang yang good looking. Gue inget nonton Boys Over Flowers, Meteor Garden versi Korea sampe dua atau tiga kali. Wasting time banget. Di situ gue baru ngerasain yang namanya virus. Makin ke sini, makin sering nonton drakor dan juga serial tv barat yang ceritanya njlimet, gue mulai bosan dengan drama yang ceritanya bisa ketebak atau gitu-gitu aja. Selera jadi bergeser dan gue sampe sekarang lebih mementingkan jalan ceritanya daripada pemainnya.

Menurut penilaian pribadi gue, produksi drama korea ini gak maen-maen. Gue kagum mereka bisa bikin drama-drama menarik yang kualitasnya setara film-film bioskop. Bukan macam sinetron sampah Indonesia yang kayak gak niat bikinnya. Cuma menang di jumlah episode bejibun tanpa peduli sama kualitas cerita maupun gambarnya.


Mr. Sunshine adalah salah satu drakor yang baru aja gue tonton dan membekas di pikiran gue. Bikin baper iya, tapi lebih dari itu. Drakornya nambah kekaguman gue sama keseriusan orang-orang di sana bikin drama yang ditayangin di tv. Drama ini diperanin Lee Byung Hun. Kalo liat mukanya bisa langsung kenal karena doi udah maen di film Hollywood macam G.I. Joe sama Red 2. Settingnya sekitar tahun 1800an akhir sampe 1900an awal pas Korea namanya masih Joseon dan lagi dalam masa penjajahan Jepang. Dalam masa ini masih kental perbedaan kelas antara budak dan bangsawan. Nah drama ini menceritakan tentang salah satu anak budak yang kabur ke Amerika karena perlakuan keji majikan ke keluarganya. Selain itu di sisi lain ada anak bangsawan cewek yang orang tuanya jadi pejuang tapi terbunuh di Jepang pas lagi ngejalanin misi. Lead ceweknya ini diperanin sama Kim Tae Ri. Ini pertama kali gue liat dramanya dia.

Setelah gede, Choi Yoo Jin (Lee Byung Hun) jadi tentara berkewarganegaraan Amerika dan Go Ae Sin (Kim Tae Ri) tetep jadi wanita bangsawan tapi diam-diam dilatih jadi pejuang kemerdekaan. Gak cuma mereka berdua, ada beberapa karakter lagi yang punya peran penting dalam drama ini. Yang gak suka drama latar jaman dulu, mungkin gak bakal suka drama ini. Tapi percayalah ini drama korea dengan sinematografi terbaik yang pernah gue tonton. Kita kayak dibawa ke masa lalu dengan cerita cinta, pengkhianatan, diplomasi, perjuangan, peperangan, kesetiaan, pilihan dan masih banyak lagi. Campur aduk tapi apik. Dengan cerita yang mudah dimengerti, kita kayak lagi nonton film berdurasi panjang. Penggambaran karakternya juga bagus dengan akting pemain-pemainnya yang gak usah diragukan lagi. Yang bisa gue jamin lagi habis nonton ini pasti langsung benci banget sama tentara Jepang trus jadi inget penjajahan mereka di Indonesia yang cuma 3,5 tahun tapi membekas. Meskipun begitu, gue terhibur sama beberapa adegan pertarungan pedang samurai. Itu keren banget. Oh iya, kostum-kostum ala wania Barat-nya lucu-lucu. Karena ini dramanya settingan masa perjuangan, jadi banyak yang mati gitu. Scene mati beberapa karakter ngaduk-ngaduk perasaan dan bikin nangis. Asli sedih coy. Gak semuanya tragis, di sini juga banyak adegan lucunya dan romansanya dalem. Bitter sweet gitulah. 

Buat yang suka drama korea apalagi suka sejarah wajib nonton Mr. Sunshine sih. Habis nonton pasti langsung pengen nguasain Bahasa Jepang, Korea dan Inggris sekaligus. Pengen jalan-jalan juga trus duduk di bukit gitu sambil merenung. Tsah!
Continue Reading...

Senin, 07 Januari 2019

Aquaman; Naik Derajat dan Basah

"Arthur Curry, I hear you talk to the fish" - Bruce Wayne

Setelah menunggu beberapa bulan dengan penuh kekhawatiran dan ekspektasi yang dibuat pas-pasan, akhirnya film Aquaman rilis. Gue yang menahbiskan diri sebagai #TeamDC (walaupun kadang jadi fans berat film Marvel) merasa bangga dan gak perlu lagi merasa malu di hadapan para #TeamMarvel. Terima kasih sebesar-besarnya pada Jason Momoa, Amber Heard, Patrick Wilson dan terutama sang sutradara James Wan atas film yang apik dan gak malu-maluin kayak yang udah-udah. Dari lubuk hari terdalam saya ingin mengucapkan, dear Arthur Curry will you marry me?
Kayak poster Sea World pake model super hot
Sejak kemunculannya dalam Justice League yang menurut sebagian orang gak bagus-bagus amat, berita kalo Aquaman bakal dibikinin film tersendiri gak bikin orang excited. Mungkin mereka sudah kapok dikecewakan dengan film-film DC Universe yang tidak semegah dan se-spektakuler film-film naungan Marvel. Padahal menurut gue bagus-bagus aja loh. Cinta emang buta sih. 

Mas Arthur di Justice League

Trailer Aquaman yang lumayan panjang beberapa bulan lalu memberi sedikit hawa optimisme. Seperti biasa gue selalu dengan keyakinan bilang "bakal bagus nih film" walaupun dunia mencerca dan berusaha memadamkan optimisme gue terhadap sesuatu yang emang kadang gak ada istimewanya. Namun optimisme gue berbuah manis. Hampir gak ada reviewer film kawakan maupun abal-abal yang bilang film ini sampah. Kritik sih pasti ada but you can ignore them.

Arthur Curry yang diperankan oleh Jason Momoa my love, diceritakan adalah anak hasil cinta terlarang antara penjaga mercusuar dan Ratu Atlantis. Kalo di Harry Potter, Arthur ini semacam darah campuran gitulah. Doi punya saudara seibu, Orm, yang berdarah murni dan benci banget sama manusia-manusia kayak kita yang sering ngotorin laut makanya pengen perang. Tunangan Orm, Mera ngerasa itu gak perlu ada perang makanya dia nemuin Arthur buat mengklaim tahta. Untuk nge-klaim tahta, Arthur butuh trisula Raja Atlan yang legendaris dan tersimpan di suatu tempat. Trisula itu juga bisa bikin pemiliknya jadi penguasa Seven Seas. Dimulailah perjalanan ala National Treasure yang nyari trisula pake petunjuk-petunjuk yang ada. Di perjalanannya tentu aja ada halangan dan rintangan seperti kemunculan Black Manta yang punya dendam pribadi sama Arthur. Adegan kejar-kejaran di atap menghibur banget. Humor-humor yang diucapin juga gak garing-garing amat. Sesungguhnya pesona dengan tatapan tajam Mas Jason sangat sulit untuk diabaikan.

Mas Arthur dan trisulanya
Gue sempet nyeletuk nonton Aquaman kayak lagi di Sea World. James Wan (sutradara) ngebawa kita ke dunia bawah laut Atlantis yang megah. Semacam peradaban super modern yang tenggelam di laut. Begitulah kira-kira. Ada yang bilang James Wan terinspirasi dari film Avatar dan Star Wars. Make sense sih dan untungnya gak kaleng-kaleng. Makhluk-makhluk laut yang ditampilkan juga banyak jenis gitu dari yang biasa sampe yang super aneh. Adegan berantemnya gak ada yang ngebosenin dan menurut gue adegan paling epic pas Arthur Mera lompat ke laut di antara kerumuman Trench (makhluk laut dari salah satu kerajaan di Seven Seas yang hidup di laut dalam dan gelap). Ada tambahan efek slow motion gitu dan berhasil bikin merinding. Setelah berhasil dapat trisula, pindah ke adegan perang antar kerajaan gitu. Nah di sini CGI-nya agak kurang menurut gue, selebihnya wagelaseh. Cuma ada satu hal yang paling ngeganjel. Adegan ciuman Arthur & Mera disensor. Wtf. Sementara adegan ciuman Tom Curry & Ratu Atlanna gak disensor. Apa yang ada di pikiran Lembaga Sensor Indonesia? Apakah ciuman yang melibatkan Jason Momoa dan Amber Heard bisa bikin penonton horny? Sungguh sebuah misteri.

Ntaps ya Atlantis. Mayanlah gak kaleng-kaleng

Amber Heard idola kita semua!

Tante Nicole makin tua makin jadi

Aquaman bisa dibilang berhasil naikin derajat DC Universe. Semoga ke depannya filmnya lebih bagus lagi biar pendukung sebelah gak punya alasan lagi buat ngetawain pendukung sini (udah macam pilpres aja). Penonton yang bosen sama jalan ceritanya pun gue jamin gak bakal bosen liat penampilan Amber Heard yang stunning dan seksi dengan rambut merahnya. Ada juga Nicole Kidman yang udah tua tapi masih cantik dan keren aja. Kalo gue sih emang mau pengen memanjakan mata dengan lekukan-lekukan serta kotak-kotak di perut Jason Momoa yang selalu tampak basah. Tertanda, kami para penggemar otot.

Jason Momoa idolaku seorang!

Continue Reading...

About

Blogroll

About