Selasa, 22 November 2011

Fragment #5

Air mata karena mengenangmu kembali jatuh dari pelupuk mataku. Bahkan aku tidak tahu kenapa aku harus meneteskannya. Ibarat bendungan yang berusaha menahan air, tapi malam ini bendungan itu hancur, jebol. Hey, sedang apa kau di sana? Bagaimana di sana? Apakah kau bahagia? Apakah kau merindukan aku seperti aku merindukan kau? Aku menunggu namamu muncul di dalam telepon genggamku untuk sekedar mengucapkan selamat pagi atau menanyakan kabarku. Hal yang paling mustahil terjadi tapi tetap aku lakukan. Ah, rindu memang bangsat! Dia bisa mengoyak-ngoyak hati sampai sedemikian rupa kemudian hilang meninggalkan hampa.

- mrt
Continue Reading...

Minggu, 13 November 2011

Seratus !

3 Agustus 2011 - 11 November 2011

Semua orang meributkan hari ini. Katanya tanggalnya bagus. 11-11-11. Banyak yang berbondong-bondong buat nikah hari ini atau bertunangan hari ini. Biar gampang diingat. Tetapi, ada yang terlewat dan hampir terlupa. Kematianmu. Mengapa harus mengingat kematianmu? Pertanyaan bodoh. Aku tidak mengingat tetapi selalu teringat. Iya sayang, di tanggal yang bagus ini, di tanggal yang hanya ada sekali seumur hidup ini, tepat 100 hari kau meninggalkan dunia ini.

Setiap ada peringatan akan angka-angka ini, aku selalu memutar memori lama. Selalu seperti itu. Aku mengenangmu dengan cara itu. Atau mungkin itu sesuatu yang dibuat dan pada akhirnya menjadi alami. Terlalu naif mungkin, tetapi inilah kenyataannya. Aku tidak bisa menghilangkan pikiran tentangmu.

Hari ini tepat 100 hari saat kau terbaring tak berdaya di atas tanah dan di alam yang dulu kau cintai. Hari ini tepat 100 hari aku mendengar raungan dan rintihan seorang ibu yang begitu sangat mencintaimu dan begitu sangat kehilanganmu. Hari ini tepat 100 hari aku bertemu langsung dengan kekasihmu setelah aku yang tersenyum kepadaku dan mengisyaratkan agar kami kuat. Hari ini tepat 100 hari aku mengaga, melongo, terdiam kemudian histeris tak percaya atas semua yang menimpamu. Iya sayang, hari ini tepat 100 hari. Biarkanlah aku sekali ini berfantasi dengan pikiranku tentangmu, Biarkanlah aku sekali ini kembali mengenang dirimu dalam kesendirianku.

Setelah ini, aku akan tetap mengenangmu tapi tidak dengan kesedihan. Aku mengenangmu dengan kekuatan yang telah aku kumpulkan. Aku mengenangmu dengan semua ingatan yang aku punya tentang dirimu sampai nafas terakhirmu. Dan tepat beberapa tahun saat kita pertama kali bertemu sampai detik ini, aku masih menyimpan cinta untukmu.

100. Hanya sebuah angka buatan manusia. Angka yang tidak akan bisa mengungkap ribuan rindu yang menggebu dan jutaan kelabatan bayangan di dalam ingatan. 100. Hanya sebuah angka. Tak usah kau peduli sayang. Beristirahatlah dan tersenyumlah dalam lelapmu.

Continue Reading...

About

Blogroll

About