Sabtu, 13 November 2010

Letters To God

Share it Please
Baru nonton film "Letters To God". Ceritanya tentang seorang anak yang terkena kanker otak dan hanya menunggu kematiannya. Hampir setiap hari dia menulis surat kepada Tuhan yang dimasukkan ke dalam kotak surat. Tukang pos bingung akan kemana mengirimkan surat tersebut karena tentunya tidak ada satupun yang tahu alamat Tuhan. Isi suratnya adalah tentang curahan isi hatinya tentang hari-harinya melewati masa-masa sulitnya menghadapi penyakit. Tidak hanya keluhan yang dilontarkan dalam suratnya, tetapi dia sempat untuk mendoakan orang-orang di sekitarnya. Di saat dia sekarat dan tau waktunya tidak akan lama lagi, dia masih yakin bahwa Tuhan masih melawatnya dan yakin Tuhan mempunyai rencana indah atas semua yang terjadi dalam keluarganya. Dia berterima kasih atas waktu dan orang-orang yang selalu ada di sampingnya untuk mendukungnya.

Sesak. Ingin menangis. Malu karena seorang anak kecil mempunyai iman, pengharapan dan kasih sedangkan aku tidak. Kata-kata yang aku ingat adalah "berhenti mengutip ayat-ayat alkitab untukku karena itu tidak akan menyembuhkan anakku". Kata-kata seorang ibu yang sudah putus asa dan keyakinannya hampir hilang bahwa anaknya akan sembuh. Aku merasa aku sedang ada di posisi itu di mana keyakinan dan harapan sudah hampir hilang. Posisi di mana kata-kata bijak dan kutipan ayat-ayat alkitab sudah tidak mempan lagi.

Haruskah aku juga mengirim surat kepada Tuhan? :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About