Jumat, 11 September 2009

Hubungan (Dekat) Jarak (Jauh)

Share it Please
Pernah denger istilah LDR??LDR itu singkatan dari Long Distance Relationship (Long Dick Reduction,versi raditya Dika). Bagi yang pernah ngalamin pasti ngerasain apa yang aku rasain saat ini. Yah,aku sedang berhubungan jarak jauh. Dia dimana??Dia di ibukota dan sebentar lagi akan menyeberang pulau terbesar ketiga di dunia,Kalimantan. Sudah hampir sebulan aku menjalaninya dan semuanya tampak biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Komunikasi berjalan seperti biasanya walaupun tampak berkurang karena dia sudah disibukkan oleh sesuatu bernama kerjaan. Kerjaan itu adalah pihak ketiga di antara kami.

Semakin lama aku semakin ragu apakah hubungan seperti ini akan berhasil atau gak. Aku ragu dan entah kenapa aku juga berpikir kalo dia juga ragu. Dia adalah seorang yang simple, gak suka neko2, cuek, dan bisa dibilang dingin. Tapi di luar hal itu aku tau dan yakin kalo dia adalah sosok yang sangat perhatian tetapi hanya tidak bisa menunjukkannya. Namun, aku bisa merasakan. Apakah aku seorang yang peka? Aku juga ragu. Entah kenapa juga semuanya menjadi pertanyaan besar bagiku. Aku menunggu. Aku menjalani. Tapi aku sendiri kadang tidak tau apa yang aku tunggu dan apa yang aku jalani. Aku menjalani sesuatu hal yang aku kira tidak ada tujuannya. Karena aku sendiri tidak yakin aku akan mencapai sesuatu yang biasa diharapkan oleh kebanyakan orang yang menjalin hubungan (berpacaran_red). Semuanya terbentur masalah agama, keluarga, suku. Ah damn! Kenapa harus ada hal2 itu. Kadang pikiran jelek menyentil pikiranku. Kenapa aku dilahirkan sebagai orang Toraja? Kenapa aku tidak dilahirkan di daerah yang tidak peduli dengan adat istiadat. Namun, apa boleh buat. Itulah kenyataannya. Aku dan dia berbeda. Begitu banyak hal yang menghalangi hubungan kami selain jarak.

Bukannya semakin yakin, aku malah semakin ragu kala dia mengatakan "Y udahlah qta jalanin aja. Serahin smuanya ama Tuhan. Qta liat aja ntar". What the fuck??Sampai kapan aku harus mendengar kata itu dan sampai kapan aku menunggu kepastian? Aku juga tidak tau. Kadang juga dia berkata "Gak usah dipikirin. Toh ntar kalopun qta putus aq yakin kamu bakal ngedapetin yang lebih baik dari aq. Dan qta harus mendapatkan pelajaran dari setiap langkah". Ya..ya...ya. Aku ngerti kok. Tapi bagaimana dengan perasaan aku? Perasaaan dia? Kenapa aku harus menjalani sesuatu yang aku tau akan meninggalkan sakit hati nantinya. Benar2 aneh dan kadang aku tidak habis pikir. Namun, ada benarnya. Semuanya terserah Tuhan saja. Terserah Tuhan membawa hubungan aku dan dia. Toh segala sesuatu indah pada waktunya tentunya sesuai dengan rencana indah Tuhan pula.

Terlepas dari itu semua aku terus menyimpan harapan semoga kelak dia akan menjadi suami dari anak2ku. Geli?? Sama aku juga. Tapi itulah kenyataannya. Satu hal yang aku yakini. Apapun yang terjadi nanti, perasaanku padanya tidak akan pernah berubah. Geli lagi??Bodo ah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About