Senin, 07 September 2009

Gempa, Jawa Barat, Relawan

Share it Please
Hari itu 2 september 2009 gempa bumi 7,3 skala richter menghantam Jawa Barat. Pusat gempa berada di Kabupaten Tasikmalaya. Tapi bukan hanya Tasik yang digoncang. Daerah2 lain seperti Garut, Cianjur, Ciamis juga terkena bencana dahsyat itu. Aku yang hari itu akan berangkat ke Bekasi untuk menjenguk teman yang dirawat di RS juga merasakan hentakan bumi itu. Pada saat itu aku hanya memantau berita di TV dan dari facebook. Esoknya setelah aku pulang dari Bekasi dan beres kuliah hari itu, aku mendapat telpon dari sekretariat PALAWA UNPAD untuk segera merapat. Aku akan dikirim menjadi relawan bagi korban gempa bumi di Pangalengan. Ternyata daerah pegunungan itu juga terkena bencana naas itu. Aku tidak pikir panjang dan segera packing untuk berangkat. Aku berangkat bersama beberapa mahasiswa UNPAD yang lain yang juga dikirim untuk menjadi relawan di sana. Aku sangat senang karena dari dulu aku mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang berguna dan riil bagi sesamaku. Ini akan jadi pengalaman pertama dan tidak akan pernah aku lupakan.



Sekitar jam 7 malam kami tiba di Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan. Di sana sudah ada beberapa teman yang datang duluan. Kami pun segera merapikan barang2 dan membantu apa yang bisa kami bantu. Malam itu kami melakukan pembagian tugas untuk esok hari. Malam itu aku agak susah untuk terlelap karena tidak sabar untuk melihat keadaan korban. Keesokan harinya aku mendapat tugas untuk mendata satu daerah yang hampir semua rumahnya rata dengan tanah. Waktu aku melihat rumah, warga dan anak kecil di pengungsian aku tidak tahu harus berkata apa. Rasa kasihan, rasa sedih, rasa kesal, rasa bersyukur campur aduk menjadi satu dalam dadaku. Kasihan dan sedih melihat ibu yang sedang menidurkan anaknya yang menangis karena susah untuk bernapas, nenek yang terbaring lemah karena memang sudah tua dan tidak bisa berbuat apa2, kesal karena mereka tidak mendapatkan bantuan yang layak dari pemerintah, bersyukur karena bukan keluargaku yang mendapatkan musibah itu dan mereka masih baik2 saja sampai detik ini.





Selama kurang lebih 4 hari aku berada di tempat kejadian. Aku banyak mendapati hal yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Ibu2 yang panik mendengar ada gempa susulan, pemuda yang sebenarnya penyabar menjadi emosi karena urusan perut, nenek2 yang menangis tersedu2 karena kehilangan anaknya yang tertimpa bangunan, seorang bapak yang mendatangi posko relawan tengah malam hanya untuk sekedar mencari kain untuk menjadi pintu gubuk mereka sebagai tempat tinggal sementara karena anak dan istrinya kedinginan, anak2 yang berlarian dan tertawa senang karena dibagikan permen seakan tidak ada bencana. Banyak pelajaran yang bisa kupetik dalam kurun waktu yang bisa dibilang sebentar itu. Aku belajar bahwa tidak ada yang bisa melawan kehendak Sang Pencipta. Aku belajar bahwa di dunia ini masih banyak orang-orang yang jauh lebih menderita dari aku dan tidak seharusnya aku terus mengeluh atas keadaan yang aku alami yang tidak sebanding dengan apa yang dialami orang-orang tersebut. Aku belajar bahwa terkadang kita harus terjun langsung dan melihat kenyataan hidup yang ada. Aku belajar bahwa kita bisa menolong sesama walaupun kita tidak pernah sama sekalu mengenal orang tersebut karena itulah yang diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa untuk saling mengasihi.



Aku hanya bisa berdoa semoga saudara-saudara kita yang terkena bencana diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan dan aku diberikan kesempatan yang lain untuk membantu sesamaku yang membutuhkan. Suatu saat nanti....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About