Kamis, 15 Juli 2021

Sepakbola ; Sebuah Pelarian

Share it Please
"Without football my life is worth nothing" - Cristiano Ronaldo

Covid-19 masih merajalela dengan varian baru yang konon penyebarannya lebih cepat dan dengan gejala yang lebih berat. Sebulan terakhir ini mulai lelah lagi dengan berita-berita duka setelah sempat sedikit bernapas lega menganggap bencana ini sudah mereda. Terus berkutat dengan hal ini terus terang mengguncang kewarasan. Namun, selalu ada cara untuk mengalihkan pikiran. Terima kasih kepada UEFA yang akhirnya menghelat turnamen EURO setelah sempat ditunda setahun. Sepakbola selalu jadi pelarian yang sempurna, paling tidak untukku.


EURO 2020 digelar sebulan yang lalu dan berakhir pada 12 Juli. Selama sebulan itu, penggemar sepakbola disibukkan dengan pertandingan-pertandingan yang hampir semuanya menarik. Aku yang dari awal mendukung timnas Inggris dan Jerman juga tenggelam dalam riuh perhelatan ini. Walaupun aku harus sering menyerah kepada jadwal yang tidak mendukung, aku tetap berusaha untuk update. Highlights dan siaran ulang jadi solusi. Tak masalah. Pertandingan tengah malam dan dini hari tak bisa kupaksakan untuk ditonton karena aku harus bekerja di pagi hari.

Banyak kejutan yang terjadi menambah antusiasme kami. Aku dan beberapa teman sependapat bahwa ini adalah salah satu perhelatan EURO paling seru sepanjang kami menjadi penggemar sepakbola. Di sisi lain kami harus menahan rasa iri melihat stadion sudah penuh dengan penonton seakan pandemi tidak pernah terjadi pada mereka. 

Hingga tiba saatnya final yang mempertemukan Inggris dan Italia. Aku sebagai pendukung timnas Inggris tentu saja berbangga hati dan tidak menyangka Inggris akan melangkah sejauh itu. Hal ini didasari pengalaman di mana Inggris sering memberi kekecewaan di berbagai kompetisi. Pendukungnya pun hanya bisa mengumpat lalu pasrah. Tapi EURO kali ini mereka tampak berbeda dan rasanya seruan "Football's coming home" akan menjadi kenyataan. Sedikit lagi.
 
Namun, sepakbola tetap sepakbola. Ada kebahagiaan, ada tragedi. Ada kemenangan, ada kekalahan. EURO kali ini Inggris harus menundukkan kepala dan berurai air mata ketika kalah dalam drama adu penalti. Italia lebih perkasa, harus diakui. Aku sebagai pendukung tentu saja kecewa. Momen kemenangan yang ditunggu bertahun-tahun tak kunjung datang. Kami harus menunggu lagi entah sampai kapan. Ah, sepakbola memang selalu memberi perasaan yang bermacam-macam. Aku tidak membayangkan apa jadinya dunia ini tanpa sepakbola. Atau apa jadinya hidupku jika aku tidak menyukai sepakbola.

Jika boleh jujur, sebulan ini pikiranku cukup teralihkan dari tragedi lain di luar sana. Bencana yang mengincar setiap orang yang tidak waspada ataupun sedang sial. Malangnya, kau tidak tahu kapan giliranmu. Setelah kompetisi sepakbola ini, pembicaraan dunia maya kembali lagi seputar bencana. Perhatian yang sempat teralihkan kembali lagi seperti sebulan yang lalu. Menyebalkan. 

Meskipun begitu, aku tetap akan berterima kasih pada sepakbola yang selalu bisa menghibur di saat-saat dunia sekitarku terlalu melelahkan, di saat tak ada hal lain yang menyenangkan. Aku tak sabar menunggu musim baru agar aku bisa tenggelam lagi dalam riuhnya sepakbola, untuk sekedar berlari dari berita tentang tragedi yang sedang terjadi. Ya, aku ingin lari. Lari ke sebuah arena pertarungan yang di dalamnya ada kekalahan tetapi juga menyediakan kesempatan untuk menang.

2 komentar:

  1. Shit, aku baru tau kak Rara punya blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blog iseng tempat menulis berdasarkan mood. Btw, siapakah kamu? haha

      Hapus

About

Blogroll

About