Rabu, 04 April 2018

Bertemu Idola Tak Selamanya Indah

Share it Please
"He is just a person you love but will never be yours"

Awal tahun 2000an merupakan tahun-tahun penting dalam fase kehidupan saya. Bisa dibilang itu masa-masa perubahan saya dari anak-anak menjadi remaja tanggung. Dalam istilah kerennya disebut puber. Saat itu saya sudah mulai mengenal cinta walaupun masih cinta(nya) monyet dan mulai ngefans sama artis atau pun tokoh-tokoh terkenal. Tahun 2000 juga awal saya mulai suka nonton bola karena pada tahun itu ada perhelatan kompetisi sepakbola se-daratan Eropa yang dikenal dengan Euro. Prancis sebagai tuan rumah keluar jadi pemenang. Tapi bukan Zinedine Zidane yang menjadi perhatian saya, namun kapten timnas Inggris berkepala botaklah yang mencuri hati saya dengan umpan lambung dan tendangan bebasnya. Saat itu saya hanyalah seorang remaja polos yang suka pada seorang pemain sepakbola yang sangat enak dipandang. David Beckham, menjadi cinta pertama saya dalam dunia lapangan hijau ini.

Cinta pertamaque
Tahun berlalu, saya menjadi fans Juventus dan sekarang setia menjadi fans Manchester United. Yang terakhir tentu saja karena faktor Si Cinta. Man United kemudian menjadi persinggahan hati lain dan tidak bisa saya tinggalkan begitu saja walaupun Si Cinta sudah berpindah klub tidak lama sejak pandangan pertama itu. Perpindahan klub Si Cinta juga tentu saja tidak menyurutkan hasrat saya padanya. Saya akui cinta pertama saya ini berbasis pada nafsu (memiliki dan nasfsu yang lainnya). Dan saya sependapat dengan jutaan wanita maupun pria di luar sana, bahwa semakin tua, Si Cinta semakin gagah saja. Seperti buah mangga berwarna kekuningan menggantung di pohon yang semakin matang semakin bikin ngiler. Bikin rahim ini bergetar setiap memandangnya (lewat layar tv ataupun hp).

Menjadi seorang fans seorang pesohor tingkat internasional, pastilah berharap suatu saat idolanya datang ke negara sendiri karena kalau mau mengejar Si Cinta sedikit sulit. Hal ini tentu saja disebabkan kondisi kantong dan tabungan yang tak sinkron dengan keinginan. Tahun 2011, harapan itu terkabul. Si Cinta dan timnya LA Galaxy akan datang melakukan pertandingan persahabatan di Indonesia. Sayangnya saya tidak bisa datang menemui Si Cinta karena ada tugas negara ke negeri seberang yang tidak bisa saya tahan godaannya. Inilah hidup, penuh pilihan sulit dan akhirnya sayapun harus menahan sakit hati melihat tangan seorang artis Indonesia menyentuh wajah Si Cinta dengan tidak senonoh. Namun, harapan tidak pernah pupus. Saya yakin suatu saat Si Cinta akan datang lagi ke negeri yang orangnya lucu-lucu ini.

Awal tahun ini, kabar kedatangan Si Cinta mulai ramai lagi dan saya berdoa di dalam hati semoga tidak dihadapkan lagi pada pilihan sulit. Kemudian takdir berkata inilah saatnya melihat idola saya dari dekat, syukur-syukur kalau bisa foto bareng buat dipamerkan di media sosial dan kepada ibu saya yang dulu menolak keras pemasangan poster Si Cinta berpose seksi tanpa baju di dinding kamar. Syukur-syukur juga kalau saya kalau bisa dipeluk atau bahkan dicium di bagian mana saja (Ini mah bukan syukur-syukur lagi tapi rejeki nomplok).

Kali ini Si Cinta datang sebagai brand ambassador sebuah perusahaan asuransi dan kabarnya akan bermain bola dengan timnas di GOR Soemantri, Kuningan Jakarta. Padahal peduli setan sih dia mau datang sebagai apa yang penting bisa ketemu *nyolot*. Saya bersama beberapa sahabat yang sudah punya tiket masuk menunggu dengan harap-harap cemas, tentunya dengan setelan jersey maupun kaos yang berbau Si Cinta. Di lain pihak, ternyata bukan hanya kami yang excited akan bertemu idola. Ratusan orang juga tampak nervous padahal sekedar foto bareng saja rasanya bakal sulit.

Kemudian waktu itu tiba.....

Seorang pria tampan dengan badan atletis turun dari mobil mewah hanya menggunakan t-shirt hitam polos dan celana serta sepatu yang tampak biasa-biasa saja. Tapi dalam kacamata saya itulah ciptaan Tuhan paling sempurna yang pernah ada *duh nulis ini kok deg-degan sendiri ya ngingetnya*. Dia berjalan dengan gagah dan pasti sambil melempar senyum pada orang-orang yang meneriakkan namanya. What can i say, guys. Senyumnya seperti mantra sihir yang bikin perasaan saya tidak karuan dan tidak bisa mengucapkan apa-apa. Senyuman Si Cinta mengandung senyawa yang bisa membuat jantung berdegup kencang, tangan gemetaran, lidah kelu dan bagian-bagian sensitif ikut berdenyut. Sungguh, Si Cinta tak ada bandingannya dengan manusia lain di muka bumi ini. Beruntunglah Victoria Adams yang bisa memeluknya kapan saja dia mau. Oh that lucky bast*rd. I hate her. 

So close. Tapi tanganku tak mampu menggapainya
Tapi hasrat tetaplah hasrat. Pertemuan sore itu menyisakan lubang besar di hati saya. Sepertinya ada yang kurang. Rencana gila saya untuk berlari ke lapangan dan memeluk Si Cinta walaupun beresiko diamankan petugas tinggallah rencana. Ternyata bertemu idola tidak selamanya indah. Gimana sih rasanya saat hanya berjarak sekian meter tapi memegang sehelai rambutnya saja tidak bisa. Pedihnya terasa sampai ulu hati dan otak. Apalagi setelah itu beberapa artis memamerkan foto bareng dengan Si Cinta pada acara keesokan harinya. Juga ada foto ibu-ibu dan seorang siswa SMP bernama Sripun yang langsung viral karena bisa bersentuhan dengan Si Cinta. Saat itu saya merasa hanyalah sebutir debu yang nempel di sepatu dek Sripun. Debu yang pengen nempel di sepatu Mas David saja tak bisa.

Beraninya mereka tertawa di atas penderitaanku!
Bhay david bhay!!
 (pic by : saingan berat dlm dunia per-beckham-an)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About