Jumat, 30 Desember 2011

Takut atau Pesimis? Keduanya.

Share it Please
Sore ini, aku menangis di depan seorang dosen. Kenapa aku menangis? Takut. Kenapa takut? Tidak yakin. Kenapa tidak yakin? Menyadari kesalahan dan kekurangan. Kenapa menyadari kesalahan dan kekurangan harus menangis? Karena aku orang bodoh yang berpikir bahwa aku pintar. Karena aku orang malas yang selalu menyia-nyiakan waktu dan tidak pernah menghargainya. Karena aku orang yang hanya bisa berbicara tetapi tidak melakukan. Karena aku sebenarnya tidak bisa tapi terlalu percaya diri bahwa aku bisa. Penyesalan datang di akhir, memang selalu benar. Aku pernah mengatakan bahwa suatu saat aku akan menyesali semua waktu yang terbuang percuma. Sekarang waktunya di mana aku mengingat-ingat kembali kesalahanku, menyadarinya, kemudian hanya bisa tertunduk lesu sambil meneteskan air mata. Sekarang waktunya di mana aku benar-benar tidak bisa memandang ke depan karena menurutku semua yang di depan itu sangat abu-abu bahkan tiba-tiba bisa menjadi hitam. Aku takut. Tak pernah setakut ini. Bahkan kata-kata penyemangat yang aku tempelkan di seluruh dinding kamar tidak berguna. Kemana semangatku? Kemana rasa optimisku? Mungkin sedang hilang ditelan gelapnya masa depan. Aku harap dia segera kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About