Selasa, 05 Mei 2020

Didi Kempot; Patah Hati? Dijogeti Aeee

Share it Please
"Opo wae sing dadi masalahmu, kuwat ora kuwat kowe kudu kuwat. Tapi misale kowe uwis ora kuwat tenan, yo kudu kuwat" - Didi Kempot

Hari ini seorang musisi yang dicintai banyak orang berpulang. Dialah Dionisius Prasetyo atau yang akrab dikenal dengan Didi Kempot. Beliau meninggal dunia pada umur 53 tahun diduga karena serangan jantung. Didi Kempot terkenal sebagai penyanyi campursari (mostly berbahasa Jawa) yang bertemakan patah hati. Karena inilah beliau mendapatkan sebutan Lord Didi Kempot, The Godfather of Brokenheart. Penggemarnya pun menamakan diri mereka Sobat Ambyar dengan sebutan Sad Boys untuk pria dan Sad Girls untuk wanita. Sebuah sebutan yang cenderung menertawakan keadaan diri sendiri pasca putus cinta. Patah hati? Dijogeti aeee. Begitulah kira-kira prinsipnya.


Bertahun-tahun berkarya di dunia musik, Didi Kempot telah menciptakan ratusan lagu dan berkelana dari panggung ke panggung sampai ke Suriname. Dalam kurun waktu ini pula, beliau memiliki banyak pendengar setia. Bagi generasi 90-an yang sebagian besar tumbuh bersama lagu-lagu pop dan rock, campursari merupakan aliran yang tidak terlalu familiar. Permasalahannya bisa karena bahasa. Setidaknya bagi saya. Tapi bagi mereka yang senang mendengarkan musik, paling tidak pernah mendengarkan lagu 'Stasiun Balapan' yang dibawakan oleh Didi Kempot. Salah satu lagu beliau yang legendaris. 

Tahun 2019 adalah tahunnya Didi Kempot. 
Stasiun tv dan panggung-panggung pertunjukan musik berlomba-lomba menampilkan beliau. Pertunjukan yang tidak akan sepi pengunjung. Beliau tampil dengan setelan khas pria Jawa lengkap dengan blangkonnya. Didi Kempot menahbiskan diri menjadi sebuah fenomena dan seorang legenda. Bagaimana tidak, anak-anak muda dari berbagai kalangan tiba-tiba menggandrungi lagu-lagu Didi Kempot. Tidak hanya itu, mereka menghapalkan lagu dan berjoget dengan asik di setiap acara yang menampilkan sang Godfather. Tak sedikit pula yang meneteskan air mata selagi mengucapkan lirik-lirik yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia mengandung makna yang perih. Sakit tapi tidak berdarah. 

Di tahun yang sama, saya mengalami patah hati berat. 
Mendengarkan lagu adalah salah satu pelarian dan hiburan. Saya mendengarkan banyak lagu Didi Kempot walaupun tak paham arti lirik sepenuhnya. Tiga tahun hidup di Yogyakarta tak banyak membantu saya memahami bahasa Jawa. Yang saya tahu, lagu-lagu tersebut mewakilkan apa yang saya rasakan. Lagu-lagu tersebut memiliki daya magis yang membuat sedih tetapi juga bisa membuat saya tersenyum. Mendengar lagu-lagu ini membuat kita ingin berjoget dan seakan hendak memberi tahu bahwa patah hati tak harus sesedih itu. Patah hati bisa dihadapi dengan santai dan asik. Walaupun hati ambyar tapi masih bisa joget. Menangis pun silahkan saja. Sambil berjoget tentu saja.

Saya yakin Didi Kempot adalah orang baik dan sederhana. Penilaian yang saya simpulkan dari cara beliau bertutur dalam berbagai kesempatan. Seorang seniman yang selalu ingin membesarkan musik daerah dan melakukan banyak kegiatan amal. Bahkan beberapa waktu sebelum berpulang, beliau mengumpulkan donasi sebesar tujuh milyar rupiah untuk  membantu penanganan covid-19. 

Pakde Didi Kempot, terima kasih untuk lagu-lagunya yang ciamik. Terima kasih untuk lagu-lagunya yang menghibur. Terima kasih sudah menemani dan menghibur di kala putus cinta. Terima kasih karena pernah mengingatkan untuk selalu kuat, untuk boleh patah hati tapi tak boleh patah semangat. Semoga pakde beristirahat dengan tenang dan bisa bernyanyi sepuasnya di atas sana dengan Glenn Fredly yang telah mendahului sebulan lalu. Sepertinya surga sedang butuh hiburan. Mungkin penghuni-penghuninya sedang ingin berjoget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About