Kamis, 18 Agustus 2016

Love Will Always Find The Way (2)

Share it Please
Ruang Kedua

Aku mengenal Sansa (bukan nama sebenarnya) di sebuah komunitas pecinta sepakbola. Waktu itu sekitar awal tahun 2012. Aku datang menunaikan 'ibadah' rutin setiap akhir minggu di salah satu kafe di Bandung. 'Ibadah' bagi kami pecinta sepakbola yaitu nonton bareng. Manchester United is the second religion, for us. Hehe.. sok die hard. Di jeda babak pertama, aku melihat seorang wanita muda berambut panjang berjalan bolak balik, mengobrol dengan beberapa orang sambil menghisap rokoknya. Saat itu aku tidak terlalu peduli dengan siapa sosok tersebut. Ternyata hari itu adalah hari pertama dia bergabung di komunitas kami dengan mendaftar sebagai anggota. Jika sudah menjadi anggota komunitas sepakbola, tidak sulit untuk bertemu karena ada banyak event yang diadakan sebagai ajang berkumpulnya para anggota baik yang skala daerah maupun nasional. Aku beberapa kali bertemu dengan Sansa, saling menyapa tetapi hanya sebagai sebuah formalitas. Selebihnya, kami berinteraksi di twitter namun tidak intens. Tidak akrablah pokoknya.

Suatu hari ada seorang teman komunitas yang datang dari luar kota dan mengajak saya untuk nongkrong di Jalan Braga. Ternyata dia pun sudah janjian dengan Sansa serta beberapa teman yang lain. Jadi malam itu, kami duduk di pinggir Jalan Braga sambil meneguk beberapa botol bir sambil mengobrol. Sansa ini sosok yang serampangan, ceplas ceplos, supel dan apa adanya. Mungkin ini juga yang membuat dirinya banyak disukai orang. Dia gampang berteman dengan siapa saja. Dari situlah aku mulai lebih akrab dengan Sansa walaupun belum bisa disebut sebagai teman dekat. Kami seringkali bertemu di event komunitas atau sekedar nongkrong bareng jika ada teman dari luar kota yang datang ke Bandung.

Sansa suka bercerita. Aku melihat beberapa kesamaan dengan diriku dalam dirinya. Tidak sulit untuk mengorek cerita dari Sansa. Buka sedikit 'kran'nya dan dia akan bercerita panjang lebar tentang kehidupannya. Dari ceritanya aku mengetahui banyak tentang kondisi keluarganya dan siapa saja pria yang pernah berkencan dengannya. Rumit dan keras. Mungkin dua kata itulah gambaran kehidupannya. Dia dua tahun lebih muda dariku tetapi cambukan-cambukan hidup telah membuatnya seperti sekarang ini. Aku mencoba memahaminya walaupun terus terang aku kadang tidak setuju atau tidak paham atas pilihan-pilihan yang dibuatnya.

Kami semakin akrab dan semakin sering bertemu. Dia teman yang sangat bisa diandalkan dalam banyak hal. Dia labil. Kadang dewasa tetapi kadang sangat seperti anak remaja. Sangat fluktuatif apalagi jika menyangkut kisah cintanya. Gonta ganti pacar merupakan hal yang biasa untuknya. Hampir semua hubungannya berakhir dengan alasan ketidakcocokan lagi. Aku terkadang kaget jika sudah lama tidak bertemu kemudian bertemu lagi, dia akan datang dengan pacar yang baru lagi. Singkat cerita, di tengah hubungannya yang hampir kandas dengan seorang pria, dia menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang mantan yang menjadi pacarnya 7 (tujuh) tahun yang lalu. Sansa mengakui bahwa selama ini dia dekat dengan ibu dari mantannya tersebut dan sering berkomunikasi. Bersamaan dengan bertemunya kembali Sansa dengan mantannya, timbul tekanan dari ibunya -yang selama ini menjadi orang tua tunggal bagi Sansa-, agar Sansa segera menikah. Menikah muda adalah sesuatu yang wajar di kalangan suku Sunda. Apalagi dengan keadaan Sansa yang tidak bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan. Mantan pacar Sansa -sebut saja Fahri- bekerja sebagai pegawai swasta dan sedang melanjutkan pendidikan strata 2 di Bandung.

Pertemuan mereka berdua menimbulkan kembali kenangan dan benih-benih cinta di antara keduanya. Orang tua mereka berdua pun menyambut bahagia hubungan mereka. Ibu Fahri terutama sangat mendukung dan mendesak mereka untuk segera menikah tanpa mempermasalahkan latar belakang dan kondisi keluarga Sansa. Setelah pertimbangan yang dianggap matang, Sansa setuju untuk menikah dengan Fahri. Toh, bukankah ini yang dinamakan berjodoh? Berpisah kemudian bertemu lagi tujuh tahun setelahnya lengkap dengan restu orang tua. Petualangan cinta bertahun-tahun dengan banyak pria dan berakhir di pelaminan dengan sang mantan. "Cinta akan kembali pada tempat yang semestinya meski itu kepada mantan sendiri" - jfs -

Aku doakan kamu kuat dan tangguh seperti biasanya untuk mengarungi bahtera rumah tangga, sahabatku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About