Senin, 15 November 2010

Rasa dan penantian

Aku kecewa
Aku marah
Aku menangis

Tetapi

Aku tidak membenci
Aku tidak menaruh dendam
Aku tidak mengutuk

Hanya

Berdoa
Menanti tawa
Menanti hari yang indah
Menanti saat bahagia itu datang


Jika Tuhan adil dan masih peduli.
Continue Reading...

Minggu, 14 November 2010

Love Sucks !

"Sekarang cinta bukanlah sahabat bagiku
Sekarang kita berdua telah jadi musuh

Kata sayang juga sepertinya juga telah hilang

Mereka pergi angkat kaki jauh dari sini


Sorry, kita tidak sejalan

Sepertinya kita tak sepaham
Sorry, sorry


Sekarang aku berkawan dengan kesepian

Sekarang kita berdua sependeritaan

Belajar mengenal cinta arti kata sayang

Smoga esok lebih baik dari hari ini
Sorry, sorry, sorry"

Netral - Sorry

Lagu ini yang paling mewakili perasaan saya sekarang. Keangkuhan itu akhirnya runtuh. Air mata saya jatuh setelah sekian lama mencoba untuk tetap kuat di depan orang lain. Bahwa orang yang terlihat paling kuat adalah orang yang paling rapuh, itu benar. Saya terlihat kuat tetapi sebenarnya rapuh. Saya sedang putus asa dan terkungkung dalam pikiran yang itu-itu saja. Bosan. Perih. Marah. Semuanya bercampur aduk jadi satu. Kata bijak, ayat alkitab, nasehat rasa-rasanya tidak mempan dan tidak bisa memperbaiki keadaan. Yang saya butuhkan saat ini hanya teman untuk mendengar semua keluhan dan memberikan bahunya.

Saya berharap rasa ini cepat berlalu. Saya tidak mau menghabiskan air mata untuk hal yang tidak perlu. Saya tidak mau menghabiskan air mata jika nantinya akan menangis lagi.

Love sucks, isn't it? It can makes you smile but at the same time it can makes you cry. What the hell?!
Continue Reading...

Sabtu, 13 November 2010

Letters To God

Baru nonton film "Letters To God". Ceritanya tentang seorang anak yang terkena kanker otak dan hanya menunggu kematiannya. Hampir setiap hari dia menulis surat kepada Tuhan yang dimasukkan ke dalam kotak surat. Tukang pos bingung akan kemana mengirimkan surat tersebut karena tentunya tidak ada satupun yang tahu alamat Tuhan. Isi suratnya adalah tentang curahan isi hatinya tentang hari-harinya melewati masa-masa sulitnya menghadapi penyakit. Tidak hanya keluhan yang dilontarkan dalam suratnya, tetapi dia sempat untuk mendoakan orang-orang di sekitarnya. Di saat dia sekarat dan tau waktunya tidak akan lama lagi, dia masih yakin bahwa Tuhan masih melawatnya dan yakin Tuhan mempunyai rencana indah atas semua yang terjadi dalam keluarganya. Dia berterima kasih atas waktu dan orang-orang yang selalu ada di sampingnya untuk mendukungnya.

Sesak. Ingin menangis. Malu karena seorang anak kecil mempunyai iman, pengharapan dan kasih sedangkan aku tidak. Kata-kata yang aku ingat adalah "berhenti mengutip ayat-ayat alkitab untukku karena itu tidak akan menyembuhkan anakku". Kata-kata seorang ibu yang sudah putus asa dan keyakinannya hampir hilang bahwa anaknya akan sembuh. Aku merasa aku sedang ada di posisi itu di mana keyakinan dan harapan sudah hampir hilang. Posisi di mana kata-kata bijak dan kutipan ayat-ayat alkitab sudah tidak mempan lagi.

Haruskah aku juga mengirim surat kepada Tuhan? :
Continue Reading...

Jumat, 12 November 2010

Bencana Itu


Banjir bandang di Wasior, disusul tsunami di Mentawai, dan dilengkapi dengan letusan Gunung Merapi adalah serangkaian kejadian mengagetkan sekaligus menyedihkan yang terjadi di Indonesia beberapa bulan terakhir ini. Rangkaian bencana ini rasanya seperti sedang berlari marathon, saling susul menyusul dan menabrak siapapun yang ada di tengah-tengah arena. Demikian juga dengan bencana-bencana ini, berlomba-lomba menyapu semua yang ada termasuk nyawa manusia. Itu amarah Sang Pencipta yang ditandai oleh alam yang bergejolak. Entah ini hukuman atau peringatan kepada manusia dari Tuhan. Tuhan mungkin sudah gerah dan lelah melihat perlakuan manusia kepada alam dan sesamanya. Manusia terlalu angkuh. Manusia tidak mau bersyukur atas apa yang telah diberikan. Manusia melanggar amanat untuk menjaga bumi tempat tinggalnya. Rasa-rasanya lagi tsunami di Aceh dan gempa bumi di berbagai tempat yang sebelumnya telah terjadi belum cukup untuk memperingatkan bangsaku ini. Indonesia, negara yang dianugerahi kekayaan luar biasa luluh lantah oleh bencana yang bertubi-tubi.

Tetapi, semuanya sudah terjadi. Korban berjatuhan. Rasa panik dan tangis dimana-mana. Walaupun tidak mengalaminya secara langsung, ada rasa yang begitu sakit saat melihat orang-orang bergeletakan menjadi mayat. Ada rasa yang begitu sakit melihat orang tua yang sudah lanjut umur dan anak-anak mencari sanak keluarganya. Namun, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Dari kejadian-kejadian tersebut, kita belajar untuk selalu bersyukur atas apa yang ada pada kita. Kita masih punya sanak keluarga, sahabat-sahabat yang mencintai kita. Kita masih bisa makan paling tidak tiga kali sehari dengan makanan yang enak-enak. Kita masih punya tempat tinggal yang layak. Kita masih punya pakaian yang bagus dan pantas. Pantaskah kita terus mengeluh di saat lebih banyak orang yang lebih menderita dan sakit daripada kita? Jika ada yang masih mengeluh di atas segala kelebihannya, bukankah akan mendatangkan murka Penciptanya dan akan mengambil semuanya daripadanya?

Duka cita yang begitu besar aku sampaikan kepada para korban bencana di negeriku ini. Jika aku diberi kesempatan, aku akan datang dengan segala kebesaran hati untuk memberikan apa yang bisa aku berikan. Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami.


Continue Reading...

About

Blogroll

About