Tampilkan postingan dengan label Fragments. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fragments. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Agustus 2020

Fragment #17

Aku tinggal di sebuah rumah megah dengan taman yang sangat luas. Rumah yang kubangun bertahun-tahun dengan segala daya. Rumah di mana aku tak perlu berpura-pura menjadi orang lain. Aku bebas melakukan apa yang kusukai. Rumah yang kutinggali bersama orang-orang yang kucintai dan kuinginkan dalam hidupku. Rumah yang penghuninya tidak berubah apapun yang terjadi. Rumah yang penghuninya tak pernah beranjak.

Mataku perlahan terbuka. Aku bangun dari mimpi panjangku.
Continue Reading...

Senin, 11 November 2013

Fragment #16

Kupandangi sosok dalam cermin penuh debu. Kutanya dia "Siapa kamu?". Dia diam tak menjawab. Hanya mengikuti apa yang bibirku lakukan. Sekali lagi kutanya,"Hey, kamu siapa?". Masih sama. Dia tak bergeming. Kuamati lagi. Lama dalam diam. Siapa gerangan dia? Tampak baik-baik saja tetapi entah mengapa aku bisa merasakan kehampaan dalam hatinya. Aku melihat kekosongan dalam pandangan matanya. Tak ada semangat menggebu-gebu dan mata berbinar seakan dunia sedang menunggu seperti yang sering aku rasakan. Aku prihatin. Aku ingin memeluknya dan menenangkannya. Ingin mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Tetapi lagi-lagi cermin peot berdebu menghalangi usahaku. Sialan.
Continue Reading...

Jumat, 14 Juni 2013

Fragment #14

Memulai itu sulit, memulai itu sulit, memulai itu sulit.
Namun dengan segera memulai berarti setengah pekerjaan selesai
Kelapangan jalan hanya diperoleh orang yang bersungguh-sungguh berjuang
dan di malam harinya dia masih terjaga, merenung mengingat kelemahannya
serta memohon kekuatan dari-Nya

Anonymous
Continue Reading...

Fragment #13

Dalam diriku mengalir sungai panjang
darah namanya..
Dalam diriku menggenang telaga darah
sukma namanya..
Dalam diriku meriak gelombang sukma
HIDUP namanya..

Dalam Diriku, Sapardi Djoko Damono
Continue Reading...

Minggu, 31 Maret 2013

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak mampu jadi beringin yang tegak di puncak bukit,
Jadilah belukar tetapi belukar yang baik yang tumbuh di pinggir danau 
Kalau kamu tidak sanggup jadi belukar, jadilah saja rumput
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu jadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil,
tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air 
Tidaklah semua orang menjadi kapten 
tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas 
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

-Taufik Ismail
Continue Reading...

Minggu, 17 Maret 2013

Fragment #12

Segalanya hanya setengah-setengah. Sepertinya aku tidak pernah begitu menyukai sesuatu kecuali kamu.

mrt
Continue Reading...

Minggu, 17 Februari 2013

Fragment #11

As Jesus  stepped into the garden, you were in His prayers. As Jesus looked into heaven, you were in His vision. His final prayer was about you. His final pain was for you. His final passion was you.

- Max Lucado

Continue Reading...

Kamis, 24 Januari 2013

Fragment #10

Jangan terlalu takut dan pilih-pilih terhadap tindakan yang Anda ambil. Keseluruhan dari hidup ini adalah sebuah percobaan.

- Ralph Waldo Emerson
Continue Reading...

Selasa, 08 Januari 2013

Fragment #9

There is a pleasure in the pathless woods
There is a rapture on the lonely shore
There is society, where none intrudes
By the deep sea and music its roar
I love not the man the less, but nature more

- Lord Byron, Into The Wild
Continue Reading...

Sabtu, 22 Desember 2012

Fragment #8

Langit kelam malam ini. Hujan turun membasahi bumi diiringi gemuruh guntur dan kelabatan kilat. Angin bertiup kencang dan aku dapat merasakan hembusannya. Balkon sebuah gedung tinggi di tengah kota padat yang bertaburan lampu warna warni menjadi teman melayangkan pandang. Mengapa hati begitu kalut dan mengapa pikiran bergemuruh seperti langit? Tak lebih karena masa depan yang tak pasti, kabur bahkan terkadang gelap. Kemana aku mengadu? Kepada Dia yang seakan marah malam ini.

Tak ada bintang, tak ada bulan yang tersenyum. Hanya gelap dan dingin. Kemana sebenarnya tujuan ini? Jalan mana yang harus ditempuh? Tak ada kompas. Tak ada penunjuk jalan. Aku terdiam dalam ketidakberdayaan dan keterasingan. Aku hampir menangis dalam kesendirian. Kerlap kerlip lampu dan hamparan rumah berpenghuni menjadi kawan. Gelap. Entah siapa yang sedang tertawa atau menangis. Aku tidak dapat melihat. Yang kulihat hanyalah hampa, tak ada isi.

Di kejauhan aku melihat orang-orang yang dulu berjalan bersamaku sudah berjalan jauh dengan petunjuk arah di tangannya. Tak menoleh dan tak menyapaku. Ke mana mereka? Menghadiri pesta yang tak ditujukan untuk pecundang sepertiku?

Masih gelap dan aku masih duduk di tempat yang sama. Aku meraung dan mulai meneteskan air mata. Kakiku ingin bergerak tetapi tak ada jalan bahkan tak ada percabangan sama sekali.Yang kulihat hanyalah gelap yang mungkin jalan yang tak berujung. Aku menunggu. Aku berharap. Aku berusaha berdiri tegak. Tak adakah yang hendak menggandeng tanganku? Ahh, seperti tidak ada. 

Kemudian.. Aku terjatuh lagi..
Continue Reading...

Kamis, 22 November 2012

Fragment #7

Hujan turun dengan derasnya. Langit kelabu dan aku hanya bisa melihat puluhan lampu mobil yang sedang merayap di jalan raya. Mengapa hujan membuat hati menjadi gusar dan mendadak melankolis? Aku juga tidak tahu. Mungkin karena pandangan yang tiba-tiba kabur dan semuanya tidak terlihat jelas. Aku ingat mimpi semalam. Kau datang di mimpiku, begitu nyata. Memelukku dengan segenap hatimu dan aku masih bisa merasakannya. Aku mengelus pipimu dan kau pun demikian. Mimpi itu adalah mimpi terindah yang ada untuk beberapa bulan terakhir ini. Aku tahu kau datang karena aku merindukanmu. Ingin rasanya aku menangis dan tetap tertidur agar aku bisa bersamamu dalam mimpi. Aku tertawa di dalam mimpiku. Tertawa bahagia. Jika aku boleh meminta, aku ingin mengulang mimpi semalam. Disertai tumpahnya rintik hujan dan dengan kelabunya langit sore ini, aku mengundangmu datang ke mimpiku malam ini. Aku mohon..

-mrt
Continue Reading...

Kamis, 15 November 2012

Fragment #6

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia, Tuhan tahu betapa kerasnya kau sudah berusaha. Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih, Tuhan sudah menghitung air matamu. Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu terasa berlalu begitu saja, kau tidak sendiri, Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon, Tuhan pun selalu berada di sampingmu. Ketika kau berpikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi, Tuhan punya jawabannya. 

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan, Tuhan dapat menenangkanmu. Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan, Tuhan sedang berbisik kepadamu. Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur, Tuhan telah memberkahimu.

- Seorang Teman
Continue Reading...

Selasa, 22 November 2011

Fragment #5

Air mata karena mengenangmu kembali jatuh dari pelupuk mataku. Bahkan aku tidak tahu kenapa aku harus meneteskannya. Ibarat bendungan yang berusaha menahan air, tapi malam ini bendungan itu hancur, jebol. Hey, sedang apa kau di sana? Bagaimana di sana? Apakah kau bahagia? Apakah kau merindukan aku seperti aku merindukan kau? Aku menunggu namamu muncul di dalam telepon genggamku untuk sekedar mengucapkan selamat pagi atau menanyakan kabarku. Hal yang paling mustahil terjadi tapi tetap aku lakukan. Ah, rindu memang bangsat! Dia bisa mengoyak-ngoyak hati sampai sedemikian rupa kemudian hilang meninggalkan hampa.

- mrt
Continue Reading...

Rabu, 21 September 2011

Hujan Pertama

Jatinangor, di sinilah aku sekarang, di kota tempat peraduan nasib jutaan manusia. Setengahnya adalah mereka yang sedang beradu nasib dengan ilmu dan kertas. Sudah lama sekali sejak hujan terakhir turun membasahi tanah ini yang diganti oleh panasnya sang matahari yang perkasa dan dinginnya hembusan angin saat bulan menyapa. Hari ini, hujan pertama dalam musim yang baru. Masih tercium bau tanah yang basah. Syukur yang begitu besar kepada Sang Pencipta atas berkat yang tak terhingga. Syukur untuk hujan pertama di bulan ini. Semoga bisa mengobati kekeringan. Kekeringan hati karena kerinduan.
Continue Reading...

Kamis, 13 Mei 2010

Ambillah waktu

Ambillah waktu berpikir, itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber dari ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
Ambillah waktu untuk untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
Continue Reading...

Jumat, 19 Maret 2010

Fragment #4

Hidup yang tidak pernah diuji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi.

- Aris Toteles
Continue Reading...

Sabtu, 16 Januari 2010

Fragment #3

"Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan"

_Soe Hok Gie_
Continue Reading...

Senin, 31 Agustus 2009

Fragment #2

Yang paling menyedihkan dalam hidup ini bukan pada saat kita menangis tapi pada saat kita ingin tertawa tetapi tidak ada yang bisa kita ajak untuk tertawa.

- Cinta Silver
Continue Reading...

Minggu, 07 Juni 2009

Fragment #1

The Lord didn't promise that life would become easy
He just promise to go with us every step of the way

- Anonymous
Continue Reading...

About

Blogroll

About